Minggu, 31 Oktober 2010

Pengakatan dan Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur Pada Perguruan Tinggi Yang Diselengarakan Oleh Pemerintah

Peraturan menteri No.24 Tahun 2010

Kamis, 21 Oktober 2010

Rektor Unand Melantik dan Mengambil Sumpah Pejabat Dilingkungan Unand

Pada hari Rabu Tanggal 27 Oktober 2010 Rektor Unand melantik dan Mengambil Sumpah Jabatan Pembantu Dekan II, III Fakultas Hukum, Asisten Direktur I Pasca Sarjana Unand, Sekretaris Lembaga Penelitian, Asisten Direktur Politani, I,II dan III, serta Asiten Direktur I dan II Politeknik. Acara bertempat di Auditorium Unand Limau Manis Padang dan dihadiri oleh Pajabat dilingkungan Unand serta Undangan lainnyan

Kamis, 14 Oktober 2010

Kewirausahaan :Jangan Ada yang Miskin Di Atas Gundukan Gunung Emas

Oleh Isdiyanto

Jangan ada yang miskin di atas gundukan gunung emas. Kalimat ini kami cuplik dari percakapan ringan kami bersama salah satu staf ActionCoach di Jakarta beberapa waktu lalu. Percakapan itu bermula ketika kami mendiskusikan tentang geliat kewirausahaan di Indonesia yang semakin tumbuh subur, dan memberikan harapan untuk makmur sebagai bekal bangsa ini untuk sejahtera.

Kini geliat kewirausahaan tidak lagi didominasi suku tertentu, atau sekelompok orang tertentu, jaringan bisnis tertentu, atau keturunan trah tertentu, seperti yang terjadi di tahun 80an. Kewirausahaan telah menjadi gerakan nasional, dan menjadi pilihan yang tepat bagi bangsa ini untuk menuju bangsa yang sejahtera di masa mendatang.

Seperti yang diungkap teman saya tadi, kita masih terlena dengan banyaknya sumberdaya alam yang menjadi kekayaan bangsa kita, tetapi lupa memberdayakannya secara optimal. Sehingga, ibarat hidup, kita masih tergolong bangsa yang miskin, justru rumah kita berdiri di atas gundukan emas. Kita juga, bahkan, sering merasa kelaparan di lumbung padi yang berdiri di hamparan sawah yang luas. Sebuah paradoks yang sangat sulit bisa dimengerti oleh akal sehat.

Setelah diurai, ternyata kata kuncinya ada di kewirausahaan itu tadi. Semangat kewirausahaan (entrepreneurship spirit) bangsa kita tergolong jauh tertinggal dengan bangsa lain. Lemahnya jiwa kewirausahaan menjadikan bangsa ini tidak berkutik menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam yang dimiliki. Alhasil bangsa lain lah yang menikmatinya. Lihat saja fenomenanya ! Lebih banyak mengekspor bahan baku mentah ke negara lain, malas menciptakan inovasi baru dan nilai tambah, serta sebagian besar kehidupan (masyarakatnya) sedang menuju kehidupan yang hedonisme.

Beruntung dalam lima tahun terakhir banyak momentum yang membuat kita sadar bahwa hanya bangsa yang memiliki kewirausahaan tinggi yang akan mampu mengantarkan rakyatnya menuju gerbang kesejahteraan.

Jepang, Korea, China sudah membuktikannya. Negara tetangga terdekat seperti Singapura, juga jadi contoh betapa jiwa kewirausahaan masyarakatnya begitu ditumbuhkan di negeri ini. Karena mereka sadar, tanpa kewirausahaan, sebagai negara, mereka akan mati.

Pertanyaannya, bekal apa yang harus ditumbuhkan agar kita menjadi bangsa yang berkewirausahaan tinggi? Ternyata jawabannya adalah : keberanian kita, bangsa ini, untuk menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang berani dan tidak takut gagal. Takut gagal adalah sifat-sifat bangsa pecundang, dan kesuksesan hanya milik orang-orang yang berani.

Dalam berwirausaha, pendidikan bukanlah hal yang terpenting, tetapi diukur dari keberaniannya bersikap menghadapi segala risiko, jeli menangkap peluang, serta mampu menciptakan nilai tambah. Karena itu, sangat menggembirakan, kini banyak berdiri komunitas kewirausahaan, buku-buku, majalah, acara radio, siaran TV, hingga seminar dan workshop yang rutin diselenggarakan yang membahas kewirausahaan.

Sekolah-sekolah, pPerguruan tinggi akan ditinggalkan siswa dan mahasiswanya jika mengabaikan kewirausahaan sebagai roh yang harus diajarkan. Birokrasi yang tidak memiliki dan menjalankan prinsip-prinsip kewirausahaan, dianggap sebagai birokrasi yang usang, dan harus ditinggalkan.

Bangsa ini harus belajar tentang ketekunan, kesabaran, selalu berfikir optimistis, serta memiliki kemauan yang keras untuk sukses dan maju.

Apa jadinya bangsa ini jika mampu mempercepat menjadi bangsa yang memiliki sikap kewirausahaan yang tinggi? Lima tahun mendatang kita tidak lagi menjadi bangsa miskin, juga tidak ada kelaparan, juga bukan menjadi bangsa congek yang hanya dapat mengekspor TKI.

Penerimaan Dosen dan Tenaga Kependidikan (PNS di Universitas Andalas Tahun 2010)

Universitas Andalas membuka lowongan bagi warga negara Indonesia untuk menjadi PNS di Lingkungan Universitas Andalas

Imformasinya

Pedoman Peraturan Universitas ( PP No. 22 Tahun 1997)

Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 1997 Tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak

Lihat Disini

Pedoman Peraturan Universitas ( UU No.15 Tahun 2004)

Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara

Kumpulan Peraturan Unand (Undang-undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara)

Undang-undang dasar RI No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Dapat dilihat disini

Rabu, 13 Oktober 2010

Pedoman Peraturan Universitas Andalas di Bidang Keuangan PP No.22 Tahun 1997

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 1997 Tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Download disini

Universitas Andalas UU No.I Tahun 2004

Tentang Perbendaharaan negara diatur didalam UU No.1 Tahun 2004 dan dijadikan pedoman oleh setiap pengelola keuangan khususnya di Universitas Andalas, semoga tata kelola keuangan yang baik dapat terlaksana.

Lengkapnya lihat disini

Workshop Sosialisasi Peningkatan Sistem Manajemen Keuangan

Penyusunan Dokumen Perencanaan Tahunan diselenggarakan oleh : I-MHERE ) Indonesia Managing Higher Education For Relevance and Efficiency, dilaksanakan tanggal 13 Oktober 2010

Menuju tata keuangan yang baik ( Good Governance) yaitu
1. Prinsip tranparansi
2. Akuntabilitas

Senin, 11 Oktober 2010

Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa

Kompetisi Penghasil kekayaan Intelektual Bagi Dosen, Peneliti dan masyarakat, Dapatkan hadiah senilai Rp.250.000.000

Download