Jumat, 02 September 2011

Temu Alumni, Kelompok Nagari dan Kampung Berbagai Makna Bisa Diambil

Pasca lebaran banyak kita temui spanduk-spanduk dijalan dan didepan sekolah maupun Perguruan Tinggi tentang pertemuan alumni dan acara pertemuan kelompok kampung dan lainnya yang utama dari semua acara tersebut adalah mengadakan pertemuan antar sesama alumni, desa, tempat kelahiran dan sebagainya.

Dari beberapa cerita teman, pengamatan dan pengalaman pribadi banyak hal-hal positif didapatkan dari acara tersebut, baik dibidang kerjasama sosial untuk sesama alumni maupun untuk almamater, kampung yaitu berupa sumbangan dana pembangunan dan fasilitas lainya seperti beasiswa bagi pelajar, mahasiswa yang sedang menuntut ilmu, pembangunan Mesjid Mushala, kantor pemuda, balai pertemuan dll

Dalam beberapa kesepakatan ada juga nilai-nilai negatif muncul tanpa disadari atau dalam keadaan sadar, sebagai contoh adalah janji-janji untuk membantu teman sesama alumni , nagari, kampung dengan fasilitas jabatan, posisi dan lain-lain janji yang tanpa disadari hal ini akan melahirkan benih-benih KKN, terutama kolusi dan nepotisme yang akhirnya juga bermuara pada kasus korupsi, karena ditopang oleh rasa saling membantu sesama alumni , kampung dan nagari sehingga mengorbankan sebuah proses idealisme, dan secara tidak lansung menghilangkan kesempatan bagi orang lain yang berkemungkinan lebih baik dari teman dan orang kampung, atau kelompok kita, akhirnya keadilan dikorbankan.

Mudah-mudahan niat baik imbalannya kebaikan didunia dan pahala diakhirat bukan sebaliknya karena telah mengorbankan keadilan... Tinggal bagaimana masing-masing kita menyikapi apa peran yang harus kita mainkan, yang jelas menurut penulis pertemuan-petemuan ini jangan mengorbankan kebenaran dan kejujuran..yang baik niatnya haruslah diikuti dengan proses yang baik sehinga hasil baik dari pertemuan alumni dan kampung tadi akan lahir...hasil yang baik.